Crossroads.

/ Desember 11, 2013 /
Visit the original source here


Di persimpangan jalan gadis itu berhenti. Telah ia tinggalkan cabang pertama dua ratus kilometer di belakang punggungnya, dan kini sudah didapatnya kerikil kecil menancap di permukaan kakinya. Wajahnya kotor, sedebu menempel dan bahkan sel-sel matinya tidak sabar meloncat dan menjauh meninggalkannya. Didengarnya beberapa suara menjerit-jerit di belakang, walau suara itu jauh dan samar, walau telinganya susah menjangkau dengar, namun ia menemukan sepotong kecil dari hatinya tenggelam dalam suara-suara itu--ikut memanggilnya.

Sesaat ia terduduk. Dipandangnya jauh pada jalan berkerikil dan penuh debu itu. Jalan itu sungguh bau--bunga-bunga di pinggir jalan itu bau, orang-orang yang memandangnya dari tepi jalan itu bau, dan udara yang diserap oleh gelembung-gelembung dadanya bau. Bukan bau busuk. Hanya tidak menyenangkan. Ia membenci bau itu seperti ia membenci campuran susu di kopinya, seperti ia membenci kubis di supnya. Ia membenci bau itu seperti seorang anak kecil yang membenci tidur awal saat seorang ibu memanggil-manggil ke peraduan. Ia membenci bau itu seperti matahari yang hendak tenggelam tanpa tahu keesokan harinya akan terbit lagi.

Di persimpangan jalan itu gadis itu menarik nafas berat. Ia tahu jalan mana yang harus diambil, ia hanya ragu. Keraguan itu memakan separuh otak dan hatinya, dikunyah-kunyah sampai habis, sehingga sarafnya bingung harus menyampaikan sinyal sakit kemana. Ia memandang ke jalan lain, jalan yang berkarpet rumput dan berhias pelangi. Ada keharuan menyelip menyesakkannya karena suatu waktu ia pernah mengecap manisnya madu dari sungai-sungai yang mengalir di jalan itu. Ia paham bagaimana susu dari sapi yang tinggal di jalan itu terasa dan ia tahu bagaimana segar buah yang terpetik di jalan itu ternikmat.

Tak lama kemudian, tertidurlah si gadis--di persimpangan jalan itu. Dalam mimpinya, seseorang memberinya sebuah topi untuk melindungi pandangannya dari silau matahari dan seorang tua memberinya senyum untuk mengingatkan ia masih punya hari. Tangan Tuhan ada dimana-mana, begitu kata sang tua.

Ia tahu ada tangan Tuhan.. bahkan di persimpangan jalan itu.


**)

Cieeeeee author galau.

Balik lagi setelah dua minggu menghilang ditelan Sumanto #EH. Balik lagi setelah dua minggu sembunyi tanpa kabar tanpa surat tanpa angin yang membawa bau rambut dan bau badan dan bau ketek #EH. HABIS KEMANA AJASIH? SEKOLAH AJA TUH URUSIN. Kemana katamu? Tanyakan pada Jupe yang bergoyang #EH.

Judul post ini: Crossroads.

IYA UDA TAU.

Well, latest post aku bahas tentang filosofis hidup. Dan setelah dibaca-baca lagi.. yaampun, Chey, dafuq are you talking bout? Jalang? Jalan? Anak kelas 12 SMA uda berani bilang jalang? Kini hidup wanita si kupu-kupu malam, bekerja bertaruh seluruh jiwa raga~~

I don't know wth is wrong with crossroads, it isn't even deserve to be blamed. Something beautiful about it. The way some people get confused about which way to take (one way or another.. I'm gonna met ya~) The way some people have to make decision about which one is the right way and the way others just try to find out and they're lucky enough to survive one of its cross.

Crossroads sebenarnya adalah tulisan berabad-abad yang lalu, saat umur aku masih enam belas tahun #PLISS (I know what an annoying hashtag I use, right? Wkw) Crossroads dibuat entah dengan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan apa. Crossroads cerita tentang gimana seorang cewek (dengan status gadis, remaja, labil) bingung tentang jalan mana yang harus diambil saat dia uda jauh di belakang persimpangan jalan itu. Crossroads terinspirasi dari kisah Hercules yang diambil dari buku dongeng sebelum tidur adik penulis (walaupun nggak jelas cerita itu official apa enggak karena di mitologi wikia bener-bener nggak ada! Kisah tentang Hercules yang disuruh memilih dua jalan oleh seorang dewi Olimpus untuk menebus kesalahannya: satu jalan penuh rumput, bunga-bunga, dan manis; jalan lainnya penuh kerikil, batu tajam, dan busuk.)

Ada tangan Tuhan di Crossroads. Ada bantuan di setiap persimpangan jalan :))

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 I'm mostly tired., All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger