(tentang) menjadi dewasa

/ Februari 06, 2013 /

Everybody grows up, kay? 

6390248467_90cde0aaa9_z_large_large
image source from here

"Entar kalo anak ini udah besar, gimana ya?"

Jadi inget pertanyaan salah satu temen yang ditujukan sama aku. Entar kalo anak ini udah besar, gimana ya? Pertama denger sih, aku kayak, ha? Aku emang udah besar. Emang kelas satu SMA itu kurang besar, ya?

But well, let's admit it.
Menjadi besar (atau mari kita menyebutnya menjadi 'dewasa') ternyata nggak seenak yang kita pikirin dulu. Emang apa sih yang kita pikirin dulu? Sepanjang aku bisa mengingat, kayaknya yang kita pikirkan adalah: jadi dewasa itu gampang banget punya duit, bisa pergi kemana-mana seenak hati, bisa nyuruh siapa aja, dan bisa makan es krim kapan aja. Jadi dewasa itu berarti nggak ada yang bisa menyuruhmu bangun pagi dan menyuruhmu tidur siang atau cepat-cepat tidur malam. Jadi dewasa berarti bisa nonton tv kapan aja.

WTH WAS I THINKING?!

Oke. Mungkin sebagian pernyataan itu bener. Untuk sekarang, walau aku belum dewasa, secara garis besar ada hal-hal yang bikin kita seneng. Seperti nggak ada orang yang akan menatapmu dengan heran saat kamu pergi ke mall sendirian dengan teman-temanmu. Nggak akan ada yang ribut tentang film apa yang baru kamu tonton di bioskop. Kamu bisa milih buku apa aja yang sampulnya kamu suka di toko buku.

TAPI ITU SALAH.

Seasyik apapun jadi orang dewasa, ternyata kamu mulai mikirin berapa uang yang cukup buat kesini, kesini, dan kesana. Kamu mulai mikirin apa yang harus kamu pakai sampai pusing karena nggak ada yang cukup bagus di lemarimu (dan kamu bertanya-tanya gimana hampir SEMUA bajumu kelihatan bagus waktu kamu masih kecil). Kamu mulai khawatir tentang bagaimana kamu terlihat; apa yang kamu bicarakan; bagaimana orang lain memandangmu bila kamu ngomong ini-itu. Kamu mulai harus menyadari sebagian yang kamu lakukan itu salah. Kamu mulai serius tentang dekat dengan beberapa orang dan harus siap menghadapi konsekuensinya.

Menjadi dewasa bukan sekedar bebas membeli apa yang kamu ingin. Ada uang dibaliknya, yang parahnya adalah uang yang harus kamu cari sendiri. Menjadi dewasa bukan sekedar memakai pakaian yang kamu suka. Ada orang-orang yang akan mengamatinya dan menilai apa yang mereka lihat. Menjadi dewasa bukan sekedar menerima semua hak, tapi juga memikul semua tanggung jawab.

(Memikul tanggung jawab. Tepat hal terakhir yang ingin aku lakukan di dunia, tapi jelas hal pertama yang harus aku lakukan.)


image source here

Percaya, deh. Orang dewasa nggak bisa nangis selama yang mereka suka. Orang dewasa nggak punya orang lain yang harus disalahin (oke, ini aku yang sinting). Orang dewasa nggak punya kebebasan untuk jujur TANPA memikirkan betapa enaknya bohong, seperti anak kecil. Orang dewasa punya sesuatu yang disebut 'realistis', satu hal yang membuat mereka gila berpikir tentang mengapa dulu waktu kecil mereka ingin jadi dewasa seperti sekarang.




Mereka sudah jadi kupu-kupu, dan mereka harus terbang.
Tapi bukan berarti selamanya terbang itu enak.
Pernah memikirkan kemungkinan jatuh dan sayapmu patah?

4 komentar:

Anonim on: 28 Februari 2013 pukul 02.24 mengatakan... Balas

gak mau ngomen apapun, selain. Ini Seratus Persen Bener Banget! uda.

{ sheila } on: 28 Februari 2013 pukul 03.07 mengatakan... Balas

@parkhyunra204: thankyuk ^^ kayaknya kita emang anak-anak labil yg gak siap buat jd dewasa. Argh, ayo kita balik ke smp ross!

Anonim on: 28 Februari 2013 pukul 03.29 mengatakan... Balas

Ayooo! dengan senang hati aku mau balik lagi ke smp! serius!

{ sheila } on: 28 Februari 2013 pukul 06.55 mengatakan... Balas

@parkhyunra204: Aku jugaa. Kangen bu deasy pol :') apalagi bu kustini, masih inget gak? lololol

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 I'm mostly tired., All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger