It isn’t fair: the caterpillar does all the work, and the butterfly gets all the glory.

/ Oktober 20, 2012 /
Bener nggak?

Nggak adil banget kan, yang bersusah payah adalah si ulat yang buruk rupa, jelek, bau, keringetan, dibuang-buang. Dia berjuang mati-matian dan yang dapet kejayaan, dipuji-puji, dan disembah-sembah itu kupu-kupu. Like, WTH?

Dan kamu berpikir, "Peduli apa, toh ulat sama kupu-kupu itu binatang yang sama. Kalo kupu-kupu bahagia, pasti ulat juga bahagia."

Nggak juga, sih. Si ulat jawab.

Poin yang pengen gue tunjuk disini adalah, cara kita memandang sesuatu.

Pernah nggak sih, kamu liat seseorang yang pinter banget. Cerdas banget. Sukses banget. Kaya banget. Cantik banget. Bahagia banget. Dan kamu (lagi-lagi) berpikir, "Gila. Beruntung banget tuh orang. Nggak usah payah-payah hidupnya uda enak banget."

That person you watch, he's already a butterfly. Don't you know how's his catterpillar?

Maksud aku, adalah, nggak adil banget kamu nilai orang dan mengukurnya saat dia uda hampir sempurna. Jarang banget ada orang liat orang kaya, tanpa mikirin mungkin dulu dia pernah rogoh-rogoh bawah bantal buat cari duit. Jarang banget orang liat ada orang cantik, tanpa mikirin betapa susah jaga tubuh dan wajah sampe orang itu tersiksa.

Dan buat aku, jarang banget liat orang pintar tanpa mikirin mungkin orang itu berjuang semaleman buat belajar. Mungkin orang itu ngorbanin kesenengannya buat belajar. Mungkin orang itu tersiksa juga karena nggak bisa nyantai-nyantai kaya orang yang nilainya pas-pasan. Itulah kita, hanya liat kupu-kupunya tanpa mau susah-susah bayangin ulatnya.

You get it?

-chy

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 I'm mostly tired., All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger