Marina Menari di atas Menara

Aduuh, salah adekku terus-terus menyanyi: "MARINA MENARI DI ATAS MENARA." Kalo Nasya tetep ngotot mau nyanyi itu, well, aku punya beberapa pertanyaan sebagai bahan analisis:

1.  Mengapa Marina menari? Apa dia sudah les menari, punya pengalaman menari, atau punya sertifikat tertentu di bidang menari?
2. Mengapa dia menari di atas menara? Apa penjaga menara tidak marah bila Marina menari di sana?
3. Apakah menari di atas menara merupakan hal yang wajar bagi seorang cewek (yang identitasnya masih belum diketahui) untuk menari di atas menara (yang tingkat keamanannya masih belum diketahui)?
4. Apakah Ibu dari Marina mengetahui bila Marina menari di atas menara? Bila iya, apakah sang Ibu setuju sepenuh hati bila Marina melenggak-lenggok di atas menara? Perkiraan saya, bila ibunya menyetujui, bisa jadi ada konspirasi komersil antara Marina dan Ibunya. Bila tidak, saya khawatir Marina bakal jatuh dari atas menara begitu mulai menari, seperti versi ketiga Malin Kundang.
5. Menara apa yang kira-kira disabotase Marina sebagai tempat menari? Well, dari situ bisa kita ketahui beberapa hal darinya: Satu, bila menari di atas Menara Masjid, maka dia tipe orang narsis dan suaranya lumayan bagus. Karena pasti dia nari ala girlband sama bawa TOA Masjid, nyanyi-nyanyi pake speaker. Atau mungkin dia termasuk anggota Sahibul Menara ke enam, dari novel Negeri 5 Menara? Dua, bila ia menari di atas Menara Petronas, dia termasuk tipe PENGKHIANAT! Namun hal ini baru bisa dipastikan bila kita mengetahui kewarganegaraannya. Bayangkan saja, bila Marina menari Tari Kecak di atas Menara Petronas, berarti dia mempromosikan kebudayaan tanah air lewat media negara tetangga. Hal ini bisa ditoleransi, semoga saja Marina ternyata menari Salsa, bukan tari Piring. Tiga, bila Marina menari di atas Menara Monas, saya khawatir pantatnya terluka karena, well, puncaknya Monas kan lancip sekali!